Book Cafe

Rabu, 7 Julai 2010

MALAM PERTAMA KITA

Satu hal sebagai bahan renungan kita. Untuk merenungkan indahnya malam pertama...
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama perkahwinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu... mempelai sangat dimanjakan
Mandipun... harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka...
Tak ada sehelai benangpun menutupinya...
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah susuk kita...
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan...
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu... jarang orang memakainya...
Kerana sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan ke baju kita...
Bahagian kepala, badan dan kaki diikatkan
Tataplah... tataplah... itulah wajah kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan Syahdu bersyairkan Azan dan kalimah Zikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat...
Saksi-saksinya nisan-nisan... yang telah tiba duluan
Siraman air mawar... pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya... tiba msa pengantin...
menunggu dan ditinggal sendirian,
Untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama yang indah atau meresahkan...
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah...
Dan ketika 7langkah telah pergi...
Sang Malaikat lalu bertanya
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur...
Kita tak tahu.. Dan tak seorangpun yang tahu...

PETIKAN DARI : EMAIL PARA SAHABAT

Tiada ulasan:

Catat Ulasan